Disruptive marketing atau jika Anda berfikir ini merupakan strategi pemasaran yang berkonotasi negatif. Tenang, mungkin memang maknanya terkesan negatif, tapi perlu Anda tahu jika strategi ini memiliki fungsi sebaliknya.
Strategi ini merupakan salah satu strategi pemasaran yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Karena pada masa digital ini, banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk bertahan dan meningkatkan pemasarannya dengan strategi ini dengan perubahan yang cukup masif.
Contents
Pengertian Strategi Disruptive Marketing
Strategi disruptive marketing merupakan strategi yang datang secara tiba-tiba, dan mencoba untuk menggusur strategi lama.
Banyak pelaku usaha yang belum siap dengan perubahan tapi dipaksa untuk mengikutinya. Karena jika tidak, pelaku usaha akan tergusur dengan pelaku usaha lain yang telah mampu menerapkannya.
Perubahan yang dimaksud adalah berpindahnya strategi pemasaran secara tradisional ke digital. Yang awalnya pemasaran bisa dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik manual. Sekarang pemasaran bisa dilakukan dengan berbagai teknik digital.
Maka dari itu, strategi pemasaran disruptif ini menjadi yang paling baik sebagai strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan bisnis di dunia persaingan yang masif pada era teknologi ini.
Karena secara teknologi, pekerjaan dapat dilakukan dengan bantuan otomatisasi mesin digital atau robot. Dan dituntut untuk menjadi lebih kreatif, karena strategi disruptive marketing lebih menargetkan target pasar secara emosional.
Kemudian, menurut Geoffrey Colon (Desainer Komunikasi Microsoft), strategi pemasaran disruptif ini dapat membentuk lebih banyak interaksi mengenai bisnis dibandingkan penjualan.
Maksud dari kata lebih banyak interaksi bisnis dibandingkan dengan penjualan, bisa kembali pada makna apa yang dirasakan oleh konsumen dan pengalaman apa yang mereka dapatkan dengan brand.
Maka dari itu, strategi ini lebih menargetkan emosional konsumen daripada penjualannya. Maka dari itu, dalam skala apapun bisnis Anda lebih baik untuk memulai mencoba menerapkan strategi pemasaran disruptif ini.
Pentingnya Disruptive Marketing untuk Bisnis atau Perusahaan
1. Teknologi yang berkembang
Harapan besar setiap pelaku bisnis selain mendapatkan untung adalah menjadikan brand yang dibangunnya dapat lebih berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.
Karena jika dibandingkan dengan startegi pemasaran pada tahun 90-an, yang dimana kecanggihan teknologi tidak secanggih sekarang untuk menggaet pasar yang lebih luas. Seharusnya di masa kini untuk menggaet target yang jauh lebih luas tidaklah sesulit di jaman tahun 90-an.
Oleh karenanya, brand dan perusahaan bisa memaksimalkan fungsi dari eksistensi internet dan pesatnya perkembangan teknologi ini untuk meluaskan jangkauan target dan mempermudah implementasi strategi marketingnya.
Mulai dari tools, media pemasaran, hingga puluhan strategi marketing bisa di coba untuk menemukan strategi yang efektif. Dengan ini pelaku bisnis dan tim marketing mau tidak mau harus dipaksa terus untuk menjadi kreatif dan inovatif.
2. Pengguna media sosial terus meningkat
Siapa yang tidak memiliki media sosial di era super canggih ini? Mungkin ada beberapa dari kerabat Anda yang tidak memilikinya.
Tapi, fokuskan pada bisnis yang Anda jalankan sekarang. Apakah target Anda adalah pengguna media sosial? Berapa persen konsumen Anda yang konsisten memesan produk melalui media sosial?
Ini adalah pertimbangan bagi bisnis Anda untuk melakukan kampanye di media sosial, merekrut influencer, meningkatkan engagement dengan strategi disruptif marketing ini. Tapi, Anda juga bisa menggunakan layanan jasa digital marketing untuk membantu bisnis Agar lebih berkembang lagi tanpa memakan banyak waktu Anda.
Contoh Penerapan Strategi Pemasaran Disruptif
1. Nike
Pada kanal YouTube-nya, Nike melakukan kampanye melalui kontennya yang diberi judul “Better For It”.
Dalam narasinya diceritakan, seorang adik dan kakak yang diadopsi dan keduanya memiliki kesenangan yang berbeda-beda. Dan ini menjadikan mereka saling berkompetisi satu sama lain.
Hal ini cukup bisa dipahami dan dirasakan oleh audiens, karena cukup relatable dengan kehidupan banyak orang.
Jadi, bentuk pemasaran disruptif pada konten kampanye Nike kali ini adalah Nike tidak menunjukkan usaha untuk selling produknya. Melainkan merebut perhatian publik pada hal yang membuat mereka merasa dilibatkan secara emosi dan pengalaman.
Dan inilah nantinya yang akan menggiring target konsumen Nike tertarik untuk membeli produknya, karena merasakan hal yang sama dengan apa yang ditayangkan oleh Nike melalui kontennya.
Baca juga: Mengenal Flanking Marketing: Pengertian dan Benefit
2. HBO
Salah satu platform streaming ini melakukan rebranding dari HBO menjadi HBO Go.
Dalam narasi kampanye iklannya, bercerita tentang sebuah keluarga yang tidak bisa menikmati tayangan film yang sedang mereka tonton. Jadi, HBO membuat inisiatif agar siapapun bisa streaming film melalui gadget masing-masing tanpa gangguan orang lain.
Berdasarkan tayangan iklan tersebut, strategi marketing ini bisa disukai oleh kebanyakan penonton karena penggunaan elemen story tellingnya.
Selain menghibur ini juga merupakan inisiatif yang bagus untuk target marketny HBO mendapatkan ketenangan yang mereka inginkan saat menghibur diri dengan cara menonton film yang mereka sukai tanpa gangguan.
Di sisi lain, konten iklannya juga masih relatable dan bisa dirasakan oleh kebanyakan orang.